Monday, August 17, 2009

MEMBANGUN MODEL STRATEGI DALAM PERSFEKTIF MANAJEMEN

December 14, 2007 by suaraatr2025

Strategi PEMBERDAYAAN diri didekati dengan sistem sebagai seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi berpikir, belajar, bekerja dalam mewujudkan keputusan strategik.

Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan berpikir mencari jalan keluar agar setiap individu memerlukan peningkatan kemampuan berpikir metodis dan non metodis dengan melibatkan semua pihak agar mereka memiliki keinginan menjangkau dalam berpikir intuitif yang mengarah kepada persfektif, berpikir rencana jangka panjang yang mengarah pemahaman posisi dan berpikir rencana jangka pendek yang mengarah kepada performansi.

Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan belajar mencari jalan keluar keluar agar setiap individu mendapatkan daya dorong belajar kemauan sendiri, kemauan organisasi dan masyarakat.

Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan bekerja mencari jalan keluar untuk memotivasi keberadaannya dalam memenuhi kepentingan pribadi, organisasi dan masyarakat lingkungannya.

Wujud pemberdayaan diri merupakan langkah-langkah yang berkaitan untuk meningkatkan kedewasaan rohaniah sebagai tonggak membentuk kepribadian yang memiliki etika .

Dengan etika itu dapat menjadi pendorong ia bersikap dan berperilaku yang diinginkan kedalam kehidupan sosialnya, yang ditopang oleh kematangan emosional dan intelektual yang dimiliki.


Yang perlu diingat bahwa peningkatan kedewasaan tersebut tidak dikaitkan dengan umur seseorang artinya ada saja kemungkinan kedewasaan bisa terjadi pada manusia dewasa, tua dan ketuan. yang mempengaruhi kehidupannya dalam usaha-usaha yang bersangkutan untuk mewujudkan kebiasaan yang produktif.

Jadi, dengan melaksanakan strategi pemberdayaan diri, merupakan langkah awal untuk mengkomunikasikan kekuasan sebagai kemampuan dalam peran, keahlian dan sumber daya agar wewenang sebagai hak dalam kewibawaan sesuai apa yang dinginkan dalam perubahan karena adanya kesenjangan.

Untuk menjembatani adanya kesenjangan.dari pikiran lama ke pikiran baru untuk melaksanakan perubahan kedalam pikiran, belajar dan bekerja melalui berbagi informasi yang tersedia yang dapat diakses tepat waktu, akurat, benar, sehingga dapat mendorong menciptakan otonomi dalam watas wewenang kerja dengan mengganti pemikiran hirarkis lama dengan tim mandiri.

Dengan membangun kebiasaan-kebiasaan yang teratur, sistimatik dan terarah dengan landasan yang kuat dan konsisten akan menjadi kekuatan-kekuatan baru kedalam pemberdayaan diri untuk menghadapi tantangan masa depan.

8.2

Strategi membangun KOMITMEN didekati dengan sistem sebagai seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi bawahan, pemimpin dan organisasi dalam mewujudkan keputusan strategik

Dalam sub-sistem strategi membangun komitmen bawahan mencari jalan keluar bagaimana dapat memberikan motivasi kepada setiap individu dalam mengkomunikasikan apa arti keberadaannya dalam organisasi dan apa yang dapat dibe-rikannya dalam berkarya sehingga timbul komitmen dari lubuk hatinya sendiri, bukan timbul yang dipaksakan.

Dalam sub-sistem strategi membangun komitmen pimpinan mencari jalan keluar dalam bentuk keteladanannya dalam komitmen, sehingga dengan kemampuan ia dapat menunjukkan komitmen dalam mencari kesempatan kedalam tantangan proses, mengerakkan kreativitas individu dan kelompok menjadi inovasi organisasi, mendorong bawahan bertindak, menjadi penunjuk jalan dan memberikan motivasi sebagai daya dorong bagi bawahannya.

Dalam sub-sistem strategi membangun komitmen org. walaupun kedudukan bersifat abstrak, namun organisasi sebagai alat yang digerakkan oleh orang-orang yang berada didalamnya harus mencari jalan keluar agar organisasi yang dibangun memiliki komitmen dalam bentuk yang fleksibel dan mudah dikontrol.

Wujud membangun komitmen mengkomunikasikan langkah-langkah untuk memberikan segala sesuatu yang dapat memahami sebagai daya dorong dalam kejelasan, kompetensi, pengaruh dan apresiasi / penghargaan, dengan penjelasan sebagai berikut :

KEJELASAN, artinya komitmen mampu mengkomunikasikan hal-hal yang terkait dengan keputusan strategik. Yang mengungkapkan organisasi hendak kemana di masa depan dan apa yang sebaiknya dilakukan di masa kini sehingga setiap orang tahu konstribusi yang harus diberikan olehnya melalui kejelasan pendayagunaan peran-peran dalam keorganisasian.

KOMPETENSI, artinya komitmen akan lahir sejalan dengan setiap orang mera-sa memiliki kompetensi, oleh karena itu disatu sisi mereka yakin atas pengeta-huan, keterampilan dan keinginan dan disisi lain mereka memiliki keyakinan diri untuk melaksanakan tugasnya.

PENGARUH, artinya komitmen dapat memberikan pengaruh kepada mereka dalam berpikir, bekerja dan belajar akan memperoleh hasil-hasil perbuatannya yang dapat bersifat kebosanan, keingkaran yang pasip atau bahkan sabotase, oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan misalkan membuat model kesempatan untuk memperluas pengaruh pegawai :

Strategi membangun KOLABORASI didekati dengan sistem sebagai seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi budaya, proses dan struktur dalam mewujudkan keputusan strategik

Dalam sub-sistem strategi membangun budaya mencari jalan keluar dalam membentuk kesamaan berpikir kedalam norma, nilai, wewenang dan ganjar yang dijadikan landasan bersikap dan berperilaku sebagai budaya kolaboratif

Dalam sub-sistem strategi membangun proses mencari jalan keluar kedalam proses kerja tim sebagai jenis khas kelompok kerja dimana tim harus diorgani-sasikan dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya oleh tim profesional sebagai tim kerja koloboratif

Dalam sub-sistem strategi membangun struktur mencari jalan keluar kedalam struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol dalam mengelola sumber-daya yang tersedia sebagai struktur kolaboratif.

Wujud membangun kolaborasi mengkomunikasikan langkah-langkah untuk memberikan segala sesuatu yang dapat memahami sebagai daya dorong dalam membuka diri.

Jadi dengan melaksanakan strategi membangun kolaborasi merupakan langkah ketiga untuk membuka diri dalam kesejajaran dan ber-tanggung jawab penuh atas keberhasilan dan terbuka kesempatan mempelajari keterampilan baru yang bisa membuatnya berdiri sendiri.

Membangun kolaborasi (kerja-sama) dapat menjembatani kesenjangan yang timbul dari pelaksanaan gaya pikiran lama untuk membangun kesiapan untuk membuka diri kedalam pelaksanaan gaya pikiran baru.

Oleh karena itu, perlu kita sadari pula bahwa dengan membuka diri sebenarnya ia merupakan kunci untuk memulai membangun kebiasaan-kebiasaan yang ditopang atas pemahaman pemberdayaan diri dan komitmen.
Memang hal ini mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan kecuali bagi orang-orang yang memahami arti perubahan.

Strategi membangun IKLIM ORGANISASI didekati dengan sistem sebagai seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi mengelola input, mengelola proses dan mengelola output budaya, dalam mewujudkan keputusan strategik.

Dalam sub-sistem strategi membangun dalam mengelola input mencari jalan keluar bagaimana menata faktor-faktor apa saja dapat mempengaruhi di lingkungan tempat kerja baru yang terkait dengan arah, pekerjaan, remunerasi, karir dan kinerja.

Dalam sub-sistem strategi membangun dalam mengelola proses, mencari jalan keluar agar dapat memberikan jawaban bagaimana sebaiknya input itu dilola agar faktor-faktor yang mempengaruhi itu tidak memberi dampak sama sekali atau seminimal mungkin kedalam sistem manajemennya.

Dalam sub-sistem strategi membangun dalam mengelola output, mencari jalan keluar agar diharapkan terciptanya suatu iklim yang memberikan hasil perilaku organisasi yang sangat dirasakan oleh para pegawai utamanya.

Wujud membangun iklim orgnisasi mengkomunikasikan langkah-langkah untuk memberikan segala sesuatu yang dapat memahami sebagai daya dorong dalam lingkungn yang harmonis, memiliki sifat fleksibilitas dan mudah di kontrol.

Jadi dengan melaksanakan strategi membangun iklim oraganisasi merupakan langkah keempat untuk menentukan posisi melalui keyakinan atas hubungan antara pikiran dan perbuatan atau antara ide dan penyelenggaraannya.

Untuk menentukan posisi tersebut dapat ditempuh melalui apa yang kita sebut dengan : 1) reaktif artinya oranisasi menunggu perubahan baru kemudian bereaksi ;2) mengubah lingkungan intern artinya mengantisipi atas perubahan ;3) mengubah lingkungan luar artinya organisasi yang mengantisipasikan perubahan untuk bertindak atas lingkungan itu sendiri sehingga perubahan cocok dengan kebutuh-annya ; 4) menetapkan hubungan baru antara lingkungan ekstern dan intern.

Oleh karena itu iklim organisasi adalah serangkaian sifat lingkungan kerja yang dapat dipahami secara langsung dan tak langsung pegawai yang bekerja di lingkungan itu. Dan dianggap sebagai kekuatan yang besar pengaruhnya pada perilaku pegawai terhadap pekerjaannya, sehingga pengaruh yang menentukan reaksi pekerja terhadap pekerjaannya.

Jadi pegawai dipengaruhi oleh jenis iklim tertentu yang ada dalam lingkungan kerjanya.

Dengan membangun kebiasaan-kebiasaan yang teratur, sistimatik dan terarah dengan landasan yang kuat dan konsisten akan menjadi kekuatan-kekuatan baru kedalam iklim organisasi untuk menghadapi tantangan masa depan.

No comments:

Post a Comment