Monday, August 17, 2009

Membangun Kemampuan Berpikir dan Memahami Kata-Kata Kunci

November 1, 2007 by suaraatr2025

1. OTAK

Struktur otak terbagi dalam dua bagian yaitu pertama disebut dengan otak atas dan kedua disebut denganotak bawah. Otak atas disebut juga sebagai otak “intelektual” yang terbagi kedalam otak kiri dan otak kanan.

Otak atas adalah hal-hal yang terkait dengan kegiatan intelektual, artinya ia memberikan peran secara sadar terhadap fungsi seluruh tubuh, sehingga ia tidak memiliki peran terhadap kegiatan anda yang tidak disadari. Fungsi otak atas bagian kiri adalah yang berperan untuk mengendalikan tubuh bagian kanan dengan fungsi menangani angka, logika, analisis, sains, matematika dan hal lain yang terkait dengan pemikiran rasional. Sedangkan otak atas bagian kanan adalah yang berperan mengendalikan tubuh bagian kiri dengan fungsi gambar, ritme, warna, seni, imajinasi, kreativitas, sehingga ia tidak terlalu terikat kepada parameter ilimiah dan matematis.Yang perlu disadari oleh kita dalam memanfaatkan otak menjadi produktif terhadap otak atas (kiri dan kanan) bahwa masing-masing otak harus dapat memberikan rangsangan satu sama lain, jangan sampai terjadi salah satu tidak berperan sebagaimana layaknya.

Otak bawah adalah otak bawah sadar artinya ia berpusat di hati, oleh karena itu, ia berperan untuk mengendalikan semua fungsi tubuh yang tidak disadari dan otomatis, sehingga otak bawah akan bekerja secara terpisah dengan otak atas. Jadi hati akan berperan untuk menghayati dalam mengendalikan emosi, sikap dan insting seseorang.

Pemahaman yang kita uraikan diatas bertitik tolak kepada konsep kedewasaan intelektual, sedangkan yang lebih penting dalam usaha menjalankan hidup bertitik tolak dengan landasan pemahaman dari konsep kedewasaan rohaniah yang akan menuntun pemanfaatan kekuatan pikiran dalam melaksanakan ide-ide kunci yang telah kita utarakan dalam visi hidup. Oleh karena itu untuk mencapai kesuksesan, maka “Otak” harus dipahami menjadi :


Kata OTAK harus diterjemahkan huruf (O) menjadi ORANG sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah swt, sebagai mahkluk yang paling mulia dan oleh karena itu huruf (T) menjadi TAWAKAL untuk menjalankan semua perintah dan hukumnya aku taati, suruhnya aku kerjakan, larangannya aku hentikan dengan segenap kerelaan dalam menjalankan sesuatu yang diterjemahkan dari huruf (A) menjadi AMANAH / AMANAT untuk menuntun dalam bersikap dan berperilaku yang selalu memancarkan dari huruf (K) menjadi KERJA kedalam wujud untuk mempersiapkan diri menuju perjalanan abadi

2. MEMORI

Bertolak dari otak menjadi semakin efisien jika lebih banyak digunakan baik otak atas maupun otak bawah secara bersamaan, maka pengetahuan akan bertambah bila kita belajar merangsang sel-sel otak untuk saling berhubungan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu kita perlu memantapkan pengalaman belajar dengan metode belajar input/output secara terus menerus untuk menghindari seseorang menjadi pikun.

Disinilah letak arti kita memahami fungsi memori yang terdiri atas kumpulan informasi didalam otak, dengan pemahaman itu kiranya memberikan daya dorong untuk kita mengembangkan memori yang lebih baik, sehingga kemampuan mengingat kembali tentang fakta, nama,tempat dan kejadian berarti mengaktifkan daya ingat yang tajam.

Oleh karena itu kunci untuk meningkatkan memori erat hubungannya dengan kemampuan mengaktifkan daya ingat dengan memanfatkan peran panca indera. Jadi memori dapat diperbaiki bila anda dapat menyadari untuk menerapkan situasi yang berdaya ingat tinggi dalam strategi belajar terus menerus sampai akhir anda dipanggil oleh Sang Pencipta.

3. NALURI

Setiap manusia pasti memiliki naluri. Naluri artinya fitrah dan oleh karena itu naluri adalah sesuatu yang tidak dipelajari dan sifatnya wajar yang dibawa manusia sejak lahir yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu tindakan tertentu.

Sifat dorongan itu, manusia bertindak dengan nalurinya pada dasarnya untuk kebaikan dan ada pula dasar untuk kejahatan, sehingga manusiadiberi ikhtiar untuk berusaha dalam pelbagai bentuk pendekatan untuk memberikan bimbingan terhadap potensi kebaikan dan memberikan arah pada potensi kejahatan ke jalan yang baik.

Dengan demikian sebagai individu, maka berkat dorongan naluri berupa hawa nafsu, kebutuhannya akan dapat terjaga dan terpelihara. Sebaliknya sebagai anggota masyarakat, ia dapat menyesuaikan diri sebab ada naluri seperti keinginan berkumpul, menyelamatkan diri, minta tolong dan sebagainya, maka seberapa jauh seseorang dapat mengendalikan naluri yang ada dalam jiwanya akan sangat ditentukanoleh tingkat kedewasaan seseorang dalam berpikir.

4. EMOSI

Secara “fisiologis” emosi merupakan suatu proses jasmani yang berkaitan dengan perubahan yang tajam dalam meluapnya perasaan seseorang. Perubahan-perubahan ini terlihat dengan jelas dalam perubahan denyut jantung, ritme pernafasan, banyaknya keringat dsb. Secara psikologis, emosi dialami sebagai reaksi yang sangat menyenangkan atau reaksi yang paling tidak menyenangkan, yang kita gambarkan dengan kata-kata seperti gembira atau marah.

Atau dengan kata lain secara singkat bahwa EMOSI didefinisikan sebagai menerapkan “gerakan” baik secara metafora maupun harfiah untuk mengeluarkan perasaan. Jadi emosi merupakan daya dorong pikiran orang berpikir untuk mengetahui masa lalu, masa kini dan masa depan.

EQ MAP, yang oleh penulisnya Robert K.Cooper dan Ayman Sawaf telah merumuskan Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi mengemukakan bahwa Kecerdasan Emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Sejalan dengan itu ia membagi kedalam empat batu penjuru yang disebutnya dengan “kesadaran emosi ; kebugaran emosi ; kedalaman emosi ; alkimia emosi” (penjelasan dapat dilihat dari buku yang bersangkutan.

5. BERPIKIR

Berpikir adalah aktualisasi otak sebagai sumber penggerak yang tidak terbatas dengan menggambarkan dan membayangkan sesuatu dalam pikiran. Setiap hari dalam kehidupan anda akan berpikir, sudah tentu bila anda menghadapi suatu masalah, maka anda akan berpikir dalam kategori yang bersungguh-sungguh berarti menjalankan pikiran, memperkembangkan alat berpikir agar mampu menghadapi persolan dan memecahkannya.

Manusia dalam kehidupan kesehariannya tidak pernah melepaskan diri dari berpikir dan karenanya, kita harus memahami alat berpikir yang kita sebut dengan “kesadaran, kecerdasan dan akal”. Ketiga alat berpikir itu bergerak sesuai dengan dorongan dari berpikir untuk mengetahui dari sesuatu yang tidak ketahui menjadi suatu kebenaran.

Oleh karena itu diperlukan pula pemahamam makna berpikir, yang menurut J.Kafie mengungkapkan lima pengertian berpikir sbb. :

Berpikir Biasa yaitu bergaul dengan pengalaman-pengalaman inderawiah untuk membentuk ketahuan-ketahuan kita.

Berpikir Logis yaitu suatu teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang korek (sah).

Berpikir Ilimiah yaitu berpikir secara sistematis, metodis, dan objektif, dalam rangka mencapai kebenaran dalam ilmu pengetahuan.

Berpikir Filsafat yaitu berpikir dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, integral dan universal.

Berpikir Theologis yaitu corak berpikir Qur’ani yang bertujuan untuk mencapai suatu keyakinan bahwa Allah SWT adalah wujud Al Haq.

Jadi dengan memahami pengertian berpikir tersebut serta dapat menangkap makna dibalik ungkapan pesan-pesan diatas, maka kita dapat memahami untuk mengaktualisasikan sebagai awal kita berpikir dengan menggerakkan KESADARAN artinya dengan kesadaran kita dapat berorientasi meninjau serta merasakan diri sendiri serta menangkap situasi diluar diri kita.

Kesadaran tidak berarti apa-apa dalam berpikir, bila tidak dibantu oleh KECERDASAN karena kesadaran menyadarkan tentang apa-apa, namun kecerdasan melaporkan kepada kita keadaan perkara dan hubungan-hubungannya. Jadi melalui kecerdasan kita dapat menangkap fakta dan informasi untuk mengingatkan masalah kita hadapi atau dengan kata lain seberapa besar resiko yang dihadapinya, tapi laporan itu akan menjadi penting bila kita dapat mencari jawaban untuk menghindarkan atau menumpasnya. Kecerdasan akan berpusat di otak atas sebelah kiri.

Kecerdasan menjadi bermakna, bila AKAL menunjukkan untuk mencari jalan untuk memenuhi maksud dan tujuan kita. Dengan akal, akan mempersoalkan dimana letaknya bahaya, apakah macam bahaya yang akan dihadapi, apakah akan segera datang atau berlangsungnya tetap sebagai bahaya, bagaimana ia dapat dihindarinya. Kemudian menunjukkan cara-cara penyelesaiannya, disitulah letak pekerjaan akal. Dengan demikian akal adalah potensi rohaniah yang memiliki pelbagai kesanggupan seperti kemampuan berpikir, menyadari, menghayati, mengerti dan memahami, sehingga kegiatan akal itu berpusat atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang disebut dengan intelengensi. Akal berpusat di otak bawah sadar yang disebut hati.

Agar anda menggunakan otak anda dan daya kekuatan yang tersembunyi di dalamnya, berusaha untuk mengembangkan dan meluaskan pikiran anda. Gunakanlah kesemua itu untuk berpikir secara dinamis dan maju. Untuk berpikir secara luas, maka kita menyadari betapa pentingnya kita mengembangkan daya ingatan dalam kerangka kita berpikir dengan menghayati situasi dibawah ini:

Senantiasa menyadari bahwa otak tidak mengenal pembatasan dalam penggunaannya;

Rentangkanlah pemikiran anda dengan mencakup pemikiran orang lain ;

Kembangkanlah kecakapan anda bagi suatu pengawasan mental;

Berikanlah tugas yang terus-menerus kepada komputer pikiran bawah sadar anda dan mempercayai jawaban yang diberikannya;

Kembangkanlah kemampuan anda untuk mengingat dan mengembalikan ingatan akan hal-hal yang sudah terjadi.

6. SIKAP, PERILAKU DAN KEPRIBADIAN

SIKAP dapat dikatakan merupakan prediposisi stabil untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap kategori atau objek tertentu. Misalkan Abdul mempunyai sikap yang negatif terhadap tokoh penguasa.

Kesimpulan kita bahwa SIKAP anda adalah suatu isyarat yang anda pancarkan kepada orang lain, yang berarti juga cara anda melihat sesuatu secara mental dari dalam, dengan demikian memusatkan perhatian pada faktor-faktor positif dari lingkungan, maka akan mudah untuk tetap bersikap positif. Sebaliknya bilamana ada goncangan pada diri anda akan berdampak sikap anda menjadi negatif, dalam situasi demikian tantangannya adalah penyesuaian sikap untuk mengembalikan kepada yang positif.
PERILAKU adalah segala tindakan yang dilakukan oleh suatu organisme, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati (seperti pikiran dan perasaan), dengan kata lain perilaku adalah “gaya”. Jadi setiap manusia akan mengaktualisasikan diri kedalam tiga gaya perilaku yang disebut dengan asertif, nonasertif dan agresif.

Perilaku ASERTIF bersifat aktif, langsung dan jujur berarti perilaku ini mengkomunikasikan kesan respek kepada diri sendiri dan kepada orang lain, sehingga memandang keinginan, kebutuhan dan hak satu sama lain adalah sama. Jadi ada kemampuan untuk mempengaruhi, mendengarkan dan bernegosiasi sehingga orang lain bersedia untuk be-kerjasama dengan secara suka rela.

Perilaku NONASERTIF bersifat pasif dan tidak langsung. Merupakan kebalikan dari asertif karena ia membiarkan keinginan, kebutuhan dan hak orang lain menjadi lebih penting dari milik kita, ini berarti menciptakan situasi ”menang-kalah”.

Perilaku AGRESIF bersifat lebih komplek karena dapat aktif atau pasif, jujur atau tidak jujur, langsung atau tidak langsung, tetapi pada dasarnya mengkomunikasikan suatu kesan superioritas dan tidak adanya respek, jadi kita menempatkan keinginan, kebutuhan dan hak kita diatas orang lain.

Dengan memahami ketiga gaya tersebut, kita dapat secara bertahap melakukan perubahan gaya, walaupun kita semua menggunakan tiga gaya perilaku tersebut, yang menjadi masalah bagaimana kita dapat menuju yang asertif secara konsisten dengan melepaskan diri dari situasi dan faktor pribadi, dengan cara memahami filosofi asertif itu sendiriseperti dibawah ini :

Saya memahami bahwa orang akan berubah hanya bila mereka memilih untuk berubah;

Saya menyadari bahwa setiap pilihan asertif menghalangi gaya yang lain dan meyakini keberhasilan itu ada;

Saya meyakini aktualisasi sikap saya dari bereaksi atas sikap orang lain;

Saya menyadari bahwa sikap orang lain berbeda dengan sikap saya, tetapi orang lain tetap baik adanya;

Saya menerima tanggung jawab karena kesadaran, kecerdasan dan akal sendiri bukan dari orang lain.

Keperibadian, adalah suatu pengertian yang dimaksudkan disini yang menyangkut suatu kesan menyeluruh tentang diri seseorang, yang dilihat orang lain. Kesan itu merupakan bauran yang unik dari ciri-ciri fisik dan mental yang ada dalam diri seseorang.

Kesan yang ditarik oleh orang lain menjadi positif tentang kepribadian orang, bila yang bersangkutan menunjukkan semua kemampuan, perbuatan, dan kebiasaan seseorang baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial dapat dijadikan panutan bagi orang lain, kecuali keadaan penampilan yang sebaliknya.

Kepribadian yang sehat akan sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk terus meningkatkan kedewasaannya dalam mengaktualisasikan sikap dan perilaku yang dapat diterima oleh orang lain dilihat dari sisi rohaniah, sosial, emosional dan intelektual yang bersumber dari kepercayaan diri karena kemampuan untuk menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan.

7.PEMBERDAYAANOTAKDAN KREATIFITAS

Siapakah yang dapat merobah nasib dan menentukan nasib dirimu kalau bukan dirimu sendiri dan siapakah yang bertanggung jawab atas kesengsaraan dan kemuliaan dirimu kalau bukan dari usahamu dan perjuangan jerih payah sendiri?Oleh karena itu sesuai dengan fitrahmu yang sejalan dengan pribahasa yang mengatakan “Tambang emas pada diri anda adalah pikiran anda. Anda dapat menggali sepuas anda inginkan“.

Pada bagian terdahulu telah diungkap secara sepintas tentang otak, memori, emosi, berpikir, sikap, perilaku dan kepribadian, maka bila anda dapat menghayati makna yang tersembunyi itu berarti anda mempunyai kemampuan untuk menggali tambang emas pada diri anda.

Masalahnya bagaimana anda dapat menggunakan kepala anda untuk menuju kepada perspektif dalam hidup, bekerja dan belajar sepanjang hayat. Untuk itu semuanya diperlukan seperangkat pengetahuan yang kita sebut dengan manajemen pemberdayaan otak.

Manajemen pemberdayaan otak adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengawasi pemanfaatan otak dalam mencapai tujuan pemberdayaan otak diri menjadi kreatif.

Kreatifitas adalah sumber dari kemampuan untuk menggerakkan imajinasi sebagai kekuatan murni dari pikiran manusia. Betapa pentingnya imajinasi itu, seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein, “Imajinasi lebih penting daripada ilmu pengetahuan”; Shakespeare “Imajinasi menjadikan manusia sebagai suri tauladan bagi makluk lainnya”.

Mengaktualisasikan alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal, tidak lain dari kemampuan anda untuk mengimplementasikan manajemen pemberdayaan otak agar tumbuh dan berkembang berpikir kreatif. Satu kenyataan yang kita hadapi dalam kehidupan ini bahwa kita diajarkan tentang apa yang harus dipikirkan dan bagaimana cara berpikir terhadap fungsi (1) mengamati dan memperhatikan; (2) mengingat kembali; (3) menganalisa dan mempertimbangkan, tetapi kita lupa untuk menggali tambang emas yang ada, apa yang kita sebut pikiran dengan fungsi yang (4) berupa kemampuan untuk menggerakkan ide-ide baru, meramalkan dan memvisualisasikan yang belum ada.

Dengan memahami manajemen pemberdayaan otak sebagai suatu konsepsi bahwa disatu sisi kita dapat menggali tambang emas pada diri kita melalui otak atas dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan yang berarti kita berpikir secara metodis artinya berpikir yang disadari dalam fungsi (1), (2), (3) diatas, disisi lain kita juga dapat menggunakan otak dibawah sadar yang berpusat di hati, dimana hasil kerja hati dengan penghayatan yang kita sebut dengan intuisi yang memenuhi fungsi ke (4). Fungsi keempat yang kita sebut diatas, itulah yang membuka jalan pikiran dengan berpikir intuitif untuk mewujudkan kreatifitas.

Banyak yang berpendapat bahwa untuk mengaktualisasikan berpikir intuitif, terdapat kesalahan dalam berpikir tentang wujudnya kepribadian yang kreatif, kesan itu ditimbulkan karena pandangan yang keliru mengenai:

Manusia kreatif adalah manusia yang mendapat fitrah, pikiran ini ditimbulkan salah menafsirkan soal bakat yang ada pada seseorang;

Manusia kreatif disebut juga para ahli yang melekat pada dirinya karena hanya ia yang memiliki kemampuan untuk memecahkan semua

kehidupan ini.

Manusia kreatif dibayangkan cenderung menjadi manusia yang memiliki gangguan emosional karena selalu ingin menunjukkan kemampuan yang non-rasional.

Manusia kreatif dibayangkan untuk selalu berpikir kearah hal-hal yang sama sekali baru dalam pengamatannya.

Manusia kreatif disebut juga sebagai orang yang suka berhayal sehingga dipandang tidak praktis dan berdampak beban biaya yang harus ditanggung.

Dengan pandangan yang keliru itu, kiranya perlu diluruskan agar benih kreatifitas yang ada pada pikiran anda perlu digali sepuas hati anda, maka disitu terletak keyakinan pada diri anda bahwa potensi yang ada dalam diri anda, hanya dapat tergerak bila anda menyadari betapa pentingnya untuk memproses pemberdayaan otak dalam mewujudkan kreatifitas untuk tumbuh dan dikembangkan sepanjang masa.

8. KESIMPULAN

Berpikir berarti ada niat untuk menggali tambang emas yang ada pada dirinya sebagai manusia ciptaan Allah SWT, disatu sisi ia harus merencanakan, menggerakkan, memimpin dan mengawasi terhadap unsur memori, emosi dan naluri yang ada dalam otak dan disisi lain bagaimana ia memberdayakan alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal untuk mencari masalah dalam berpikir.

Bila anda berpikir ingin mendapatkan barokah yang bersumber dan merupakan karunia dari sifat Rahman-Rahim (Rahmat)Nya semata berarti anda berpikir memanfaatkan otak mencari jawaban bagaimana syariat lahir adalah untuk diamalkan oleh jasad batin. Oleh karena itu lahir batin anda yang berpadu erat tanpa terpisah-pisah, maka amalan lahir dan batin wajib dilaksanaksanakan serentak dalam satu masa di semua waktu dan keadaan.

Dengan demikian hikmah berpikir harus dapat diaktualisasikan untuk kebaikan dirinya dan orang lain, maka disitulah anda akan menemukan tentang diri anda dengan mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mengsinkronisasikan dari proses pemberdayaan otak, memori, emosi, naluri untuk melakukan perubahan dalam bersikap dan berperilaku di dunia dan di akhirat

Jadi wujud kepribadian dengan karekter tertentu seperti sikap mental positip, disiplin diri, perhatian yang terkendali, belajar dari kekalahan, visi yang kreatif, kepastian tujuan, berpikir secara akurat dan sebagainya merupakan hasil kekuatan berpikir dalam menuju perjalanan hidup abadi.

Usaha menuju perjalanan hidup abadi, tidak lain secara terus menerus kita meningkatkan kedewasaan dalam menemukan “siapa diriku?”, maka disitulah terbetuk kepribadian yang memiliki karekter tertentu untuk selalu memohon ampun kepada sang pencipta yang sekali gus kita selalu mengharapkan hidayah Allah Swt. Karena kita menyadari bahwa hidayah hanya diberikan Allah kepada siapa yang Dia kehendaki.

Berjuang meraih hidayah, memerlukan usaha untuk mengembangkan kekuatan pikiran sehingga kita mampu untuk meniti jalan dalam badai kehidupan yang penuh tantangan karena manusia selalu tidak sadar dalam kehidupan ini penuh dengan topeng-topeng kepalsuan dimana kita ingin hidup berada antara sifat dan lingkungan yang ada, mampukah kita sebagai manusia mengendalikan pemikiran, membuat pilihan-pilihan menghadapi kesadaran indrawi sehingga kita mampu secara terus menerus menjaga hati nurani yang tetap jernih menuju keajaiban kesucian hati.

Menyadari sepenuhnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan, maka keberadaan kita hidup didunia seharusnya kita harus mampu memanfaatkan otak yang diaktualisasikan menjadi suatu pemahaman menjadi (O)rang, (T)awakal, (A)manah, (K)erja. Dengan pemahaman itu kita akan selalu sadar makna keberadaan kita di tengah-tengah lingkungan yang ada.

Oleh karena itu, pemberdayaan otak menuntun sikap dan perilaku dalam membentuk kepribadian yang akan ditunjukkan dengan kepemimpinan yang produktif dengan memiliki wawasan dan imajinasi. Dengan demikian akan dapat menumbuhkan kreatifitas individu dan kelompok dalam melaksanakan pembaharuan melalui inovasi-inovasi yang sejalan dengan kebutuhan perubahan zaman.

Dengan demikian kebutuhan memaksimumkan kekuatan pikiran dalam proses berpikir baik secara methodis maupun non-methodis yang terkait dengan pemecahan masalah dengan issu membangun keteladanan, maka dengan kepemimpinan yang produktif diharapkan semua tindakan-tindakan diarahkan dapat mempengaruhi cara pandang untuk berpartisipasi dalam melaksanakan perubahan yang diinginkan.

No comments:

Post a Comment